Anak yang suka bertanya, secara awam – mungkin akan terlihat merepotkan. Tapi, satu hal yang jelas bisa diketahui bersama bahwa anak tersebut mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi – di mana hal ini adalah hal baik untuk anak.
Langkah selanjutnya adalah kita sebagai orang tua yang perlu menyiapkan jawaban komprehensif dari berbagai pertanyaan anak yang ‘berbobot’. Sehingga, harapannya – si anak pun mendapatkan jawaban sebagai pengetahuan untuknya.
Tapi memang – hal seperti ini secara langsung membuat Parents juga terus belajar. Well, ini hal baik juga anyway.
Lalu, bagaimana kalau anak mulai bertanya soal isu sosial yang sedang hangat saat ini, misalnya Pemilu. Gimana ya caranya kita sebaga orang tua untuk menjawab pertanyaan anak seputar Pemilu?
Nah, menurut Alzena Masykouri MPsi, Psi, dari Sentra Tumbuh Kembang Anak, Kancil, Jakarta Selatan – penjelasan soal Pemilu perlu disampaikan jika anak bertanya.
Alzena sebelumnya menjelaskan juga kalau Pemilu saat ini, jauh cukup berbeda dari Pemilu yang mungkin Parents sudah rasakan sebelumnya. Misalnya, saat masa kampanye – ketika Pemilu di beberapa periode sebelumnya, parade keliling kerap dilakukan. Berbagai atribut warna-warni cukup sering terlihat di jalan-jalan.
Nah, sekarang ini – komunikasi kampanye bisa dilakukan lebih masif, tidak hanya ada di jalan-jalan saja, tetapi juga di jejaring sosial. Sehingga, tidak mengejutkan jika anak-anak kita, juga kerap terpapar komunikasi politik yang ada.
Yang perlu disiapkan memang jawaban yang komprehensif, walau menggunakan bahasa yang sederhana – setidaknya ketika anak bertanya soal Pemilu, sebagai orang tua bisa menjawab dengan tepat.
Beberapa hal berikut bisa kita lakukan nih, Parents:
Pahami Dulu Anaknya
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mengetahui si anak apakah sudah berpikir kritis atau belum, nih. Ketika anak pun sudah menanyakan pertanyaan yang kompleks, kita bisa menyesuaikan jawabannya dengan bahasa yang kompleks juga.
Tetapi, jika pertanyaan anak sederhana, maka kita juga perlu menyesuaikan jawaban dengan bahasa yang sederhana.
Jawaban Dengan Penjelasan Konkret
Menurut Alzena, anak umur 3-12 tahun masih mempunyai pemikiran yang konkret, sehingga jawaban dari segala pertanyaan mereka, terlebih dalam konteks Pemilu – kita sebagai orang tua perlu memberikan jawaban yang konkret.
Misalnya, pertanyaan soal Pemilu – di mana jawaban konkretnya adalah pemilihan Presiden – ya hal itu yang perlu disampaikan. Gak perlu jawaban yang sifatnya abstrak ya Parents. Jelaskan juga missal – pada hari Pemilu, Ayah-Ibu dan orang dewasa lainnya – akan ke TPS untuk melakukan pemilihan tersebut.
Kaitkan Antara Momen dan Konteks
Salah satu dasar dari langkah ini adalah membuat anak sebagai subjek, bukan hanya objek. Hal ini akan memengaruhi cara berpikirnya tentang Pemilu, sehingga harapannya mereka akan lebih mudah mengerti.
Misalnya, konteks Pemilu yang mewajibkan kita untuk memilih, tetapkan anak sebagai subjek – di mana pada waktunya nanti, dia juga akan menjadi pemilih. Sehingga, jelaskan juga jika beda pilihan bukan masalah karena setiap orang punya hak memilih yang sama.
Nah, bagaimana nih Parents? Kisi-kisi di atas bisa banget untuk dikembangkan lebih luas, sehingga Parents dan anaknya bisa mendapatkan gambaran yang komprehensif soal Pemilu atau istilah politik lainnya.
0 Komentar