SEOLAH, malaikat maut telah siap menjemput. Di ujung umurnya, para pemberontak telah mengepung rumah Utsman bin Affan, sehari sebelumnya ia telah berniat puasa.
Namun, apadaya saat ingin berbuka puasa, dan mohon diberikan air, para pemberontak tersebut tak memberikannya barang setetes.
Pemberontak malah berkata, “Di belakang rumahmu ada galian sumur!” Padahal galian tersebut merupakan tempat barang-barang berbau busuk. Utsman pun tidak berbuka puasa pada hari itu
Waktu sahur pun tiba, beberapa orang tetangganya datang berkunjung. Nailah binti Farafishah, sang istri Utsman yang setia mendapatkan secangkir air tawar dari tetangganya tersebut untuk diberikan kepada suami tercintanya.
Sang istri pun bergumam, “Ini air tawar yang segar untukmu.” Utsman memandang ke luar rumah, ternyata sudah terbit fajar. Ia berkata, ” Hari ini aku puasa lagi.” Nailah bertanya, ”Dari mana? (menanyakan perihal sahurnya) Aku tak melihat seorang pun mendatangimu dengan membawa makanan atau minuman.”
Utsman pun menjawab istrinya, “Aku melihat Rasulullah ﷺ memerlihatkan dirinya kepadaku dari atap rumah ini. Beliau membawa bejana berisi air. Beliau bersabda, ‘Minumlah, wahai Utsman!”
Aku pun meminumnya hingga hilang dahagaku. Kemudian beliau bersabda lagi, ‘Minumlah lagi!’ Aku minum lagi hingga perutku kenyang.
Kemudian berliau ﷺ bersabda kepadaku, ‘Para pemberontak itu pagi ini akan menyerangmu. Jika kau membunuh mereka, maka kau akan menggapai kesuksesan, tapi jika kau membiarkan mereka, maka kau akan berbuka puasa bersama kami.’” Para pemberontak pun datang pada pagi hari menyerang Utsman dan mereka pun membunuhnya. (Tarikh Damsyiq, 70/136) []
0 Komentar