YANG lagi viral….yang lagi viral 😄. Jadi ya… adalah kejadian, orang tua yang bukan gak setuju sama calon menantunya, masalahnya belum selesai sesek ngeluarin habis habisan biaya besar buat anaknya buat sekolah, terus anaknya baru kerja sebentar mau nikah.
Hehehe ini perspektif nya dari mana mana ini yang muncul.
Ada yang bilang, emang tugas orang tua nyekolahin anaknya, kok minta balas budi, siapa suruh punya anak.
Ada lagi yang bilang, iyalah… namanya orang tua, pengen ngerasain jerih payahnya. Kalau udah berkeluarga nantinya semua serba terbatas.
Ada yang bilang, itu dosa menghalangi anaknya mau ibadah, kalau anaknya zina gimana?
Ada lagi yang bilang, jadi anak apa gak mikir gimana capeknya perjuangan orang tua, bukan mikirin dulu puas-puasin nyenengin orang tua malah muas-muasin dirinya sendiri sama anak orang.
Ada lagi yang bilang bukannya puas-puasin kejar dulu karir, nikmatin masa lajang, nanti belum sempet ngerasain ini itu pas udah nikah nyesel, malah kacau.
Daaaaaaan masih banyak lagi. Yang kayak gitu malah gelut masal dikomentar-komentar. Padahal semua pendapat ya gak bisa langsung disalahin
Udah umur kepala 4 lewat setengah ini saya kalau ada hal hil permantuan ini kuping rada naik, otak mulai mikir, hati juga jadi suka baperan. Anak bujang yang paling gede umur 24. Bentar lagi bisa jadi permasalahan persiapan ngemantu bisa aja mulai bersemi.
Seringnya dari mulai anak anak brojol sampe ke tua, perspektif anak dan orang tua banyak berbeda. Beda zaman, beda yang ditapaki, itu ya beda juga cara melihat masalah dan berpikir.
Ibaratnya kita mimpin anak naik gunung, orang tua karena udah duluan naik, ngerasa tau jalan menuju ke atas, dan bisa memandang lebih luas. Sementara anak-anak yang mulai naik, karena ngelihat jalan orang tuanya lebih sulit buat ke atas, bisa jadi cari alternatif lain buat mencapai puncak.
Ngelihat orang tuanya kepayahan dia gak mau melalui jalan yang sama. kalaupun dia mengikuti jalan yang dilalui orang tuanya, mereka enggak mengginjak duri yang sama, merasakan sensasi yang sama. Jadi dari cara itu mereka belum tentu punya cara pandang yang sama.
Hubungan orang tua dan anak seringkali rusak karena saling prasangka dan saling menghakimi. Hati orang tua dan anak sering terkoyak, kecewa karena masing masing enggak memenuhi harapan. Anak kehilangan kebahagiaan dan keberkahan karena melukai hati orang tua dan orang tua kehilangan kasih sayang dan cinta anaknya karena anak merasa tertekan.
Hal hal begini bikin saya mikir, untuk nyiapin kesehatan mental, kelapangan dada, kepasrahan sepenuhnya pada Allah….
Saya cuma berpesan sama anak – anak, sebelum kalian memutuskan untuk serius berumah tangga, bereskan urusanmu dengan Allah dan dirimu dengan diri sendiri.
Saya tidak ingin menggantungkan kebahagiaan hidup saya pada kalian, saya berharap Allah mampukan saya hanya menggantungkan kebahagiaan saya padaNYA.
Maka kalau kalian melihat saya marah, melihat saya melarang, tolong jangan mudah mudah berprasangka dan menghakimi. Lihat apakah dari syariat saya salah? Kalau saya salah, ingatkan. Tapi kalau saya benar, karena cinta saya pada kalian, maka surga kalian pun akan mati-matian akan saya perjuangkan bahkan ketika kalian melukai dan menyakiti saya.
Cintai dan bencilah cara berpikir saya karena Allah, tapi jangan pernah membenci diri saya karena amarah dan dunia. Saya akan semakin tua, akan semakin tidak punya daya pada akhirnya satu satunya kekuatan cuma doa, dan semoga hanya ucapan dan doa baik yang terus tercurah dari hati dan lisan ini.
Ngetik gini kok air mata jatuh yaa…. udah makin tua….ahh… semoga Allah menyelematkan kita dan anak anak kita dari fitnah dunia dan siksa api neraka…. []
0 Komentar